Di Sampang Harga Daging Melonjak Rp 90 Ribu/Kg

Selasa, 18/06/2013 | 11:15 WIB Sampang – Rencana kenaikan harga BBM berimbas terhadap harga daging sapi. Berdasarkan pantauan di pasar Srimangunan, Kota Sampang, harga yang semula Rp 65 ribu/kg kini terus melonjak drastis hingga Rp 90 ribu/kg. Tingginya harga daging sapi tersebut berimbas melorotnya permintaan pembeli, jauh berkurang dibandingkan beberapa hari sebelumnya. Pedagang pun terpaksa juga mengurangi persedian karena khawatir dagangannya tidak laku. "Dalam kondisi normal, saya mampu memotong 3 ekor sapi sehari. Tapi kini hanya bisa memotong satu ekor saja, karena saat ini sepi pembeli," tutur Sumiati, pedagang daging yang berjualan di Pasar Srimangunan, Selasa (18/6) Menurutnya, harga daging tidak stabil karena dipicu kabar naiknya harga BBM. Disamping itu, pengiriman sapi Madura ke Jawa secara besar-besaran, membuat harga hewan ternak sapi tinggi karena jumlahnya sedikit. "Sebenarnya kami tidak senang jika harga daging sapi naik, karena pembeli berkurang. Namun jika tidak dinaikan maka kami rugi, karena harga sapi juga mahal," ujarnya. Kenaikan harga daging sapi tersebut sangat memukul para pedagang sate, karena berpengaruh besar terhadap modal yang harus dikeluarkan untuk membeli daging yang kian membengkak harganya. Namun disisi lain pedagang tidak berani menaikkan tarif karena khawatir pembeli kabur. "Pemerintah harus memikirkan nasib pedagang kecil seperti kami. Karena BBM belum naik tapi semua kebutuhan pokok malah sudah naik duluan," kata Sukri, pedagang sate yang biasa mangkal di Jl. Bahagia. Untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok tersebut, Kasi Penyaluran dan Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pertambangan (Disperindagtam) Sampang, Busar Wibisono, mengatakan, menjelang kenaikan BBM pihaknya akan menggelar Operasi Pasar (OP) agar harga dipasaran menjadi stabil. "Kita tetap pantau terus harga kebutuhan pokok di pasar. Karena khawatir pedagang memanfaatkan momentum kenaikan BBM dengan menaikan juga dagangannya, sehingga konsumen menjadi panik," terang Busar. Busar menambahkan, upaya pemerintah untuk menekan terjadinya inflasi tersebut, maka ia mengimbau produsen maupun pedagang jangan mempermainkan harga. Sehingga masyarakat merasa dirugikan akibat lonjakan harga kebutuhan pokok yang tidak terkendali. "Jika harga ternyata tetap tidak stabil, maka pemerintah terpaksa akan melakukan intervensi pasar. Agar mata rantai distribusi harga komiditas bahan makanan dan minuman maupun kebutuhan pokok tetap terkendali, sehingga tidak mudah dipermainkan oleh produsen dan pedagang yang ingin mengeruk keuntungan besar," tukasnya. rud

Labels: , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home